Paris
- Pelatih Prancis Laurent Blanc mengatakan penentuan pemain
sepenuhnya berada di tangannya. Ia tidak peduli terhadap wacana agar
para pemain "pengacau" di Piala Dunia 2010 minta maaf pada publik.
Blanc
siap memanggil Patrice Evra dan Franck Ribery untuk laga persahabatan
melawan Brasil 9 Februari mendatang. Kedua pemain itu merupakan
sebagian dari pemain yang didakwa melakukan "kekacauan" terhadap timnas
di Piala Dunia 2010.
Terkait rencana pemanggilan ini, menteri
olahraga Prancis Chantal Jounnao menyatakan bahwa para pemain
"pengacau" itu seharusnya meminta maaf terlebih dahulu kepada publik
sebelum kembali mengenakan seragam Les Bleus.
"Saya tidak bisa
mengerti soal saran bahwa para pemimpin pemberontakan di Afrika Selatan
bisa kembali memperkuat timnas. Setelah melakukan hal yang
mempermalukan Prancis, Anda tak bisa begitu saja kembali bermain untuk
tim nasional," ujar Juonnao dalam wawancaranya dengan harian
l'Equipe.
"Saya sendiri tidak memiliki masalah apa-apa
dengan Evra, namun sebagai pemain dari timnas Prancis dan khususnya
sebagai kapten, dia tak berusaha mempertahankan nilai-nilai olahraga dan
juga nilai-nilai yang dianut negara ini. Terlepas dari itu semua, saya
hanya bisa bicara dan tak bisa melakukan apa-apa," kata Juonnao.
Blanc
sendiri mengakui bahwa kejadian di Piala Dunia 2010 masih sulit
dilupakan. "Saya pikir sulit bagi setiap orang untuk melupakan apa yang
terjadi di Afrika Selatan di musim panas yang lalu," ujar pelatih
berusia 45 tahun itu di AFP.
"Saya berjumpa banyak
orang, mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka berharap Prancis bisa
membuka lembaran baru. Namun setiap waktu timnas Prancis mulai
berkumpul, masalah itu kembali mengemuka. Saya berharap laga melawan
Brasil bisa menjadi kesempatan bagi kami untuk melangkah lebih maju."
Meski
begitu Blanc menegaskan bahwa penentuan pemain sepenuhnya merupakan
wewenangnya. "Juonnao memiliki hak untuk berkata dan mengungkapkan
opininya. Namun saya juga harus melakukan respon pada hari Kamis pukul
dua siang (waktu Prancis)," ujar suksesor Raymond Domenech itu, sambil
merujuk waktu di mana ia akan mengumumkan skuad.
"Saya
sepenuhnya bebas dalam menentukan. Kami beruntung hidup di negara
demokratis di mana setiap orang bebas berpendapat dan juga setiap orang
bebas untuk menanggapi atau tidak menanggapi opini orang lain," tuntas
dia.
0 komentar
Posting Komentar