Dimana saya menaruh ponsel saya tadi? Mau apa saya
tadi ke ruangan ini? Pasti Anda pernah merasa begitu blank, sehingga
tidak mampu mengingat sedikit pun apa yang harus Anda lakukan saat ini.
Padahal, beberapa detik sebelumnya Anda masih mengingatnya.
Untungnya, otak yang blank bukan menandakan
Anda sudah pikun, atau mengaitkannya dengan faktor “U” (yang kemudian
bikin Anda minder).
“Lupa
dengan hal-hal seperti ini merupakan tanda betapa sibuknya kita,” ujar
Zaldy S. Tan, MD, direktur Memory disorders Clinic di Beth Israel Deaconess Medical
Center, Boston. “Ketika kita tidak memusatkan perhatian dengan baik,
memori yang kita bentuk tidak cukup kuat, dan kita pun jadi kesulitan
mengungkap informasi itu lagi.”
Memori itu biasanya akan muncul kembali
perlahan-lahan. Tetapi, ketika Anda sebenarnya sedang sangat
membutuhkannya, hal ini memang membuat Anda frustrasi. Kunci untuk
mengingatnya adalah dengan membentuk otak
Anda, demikian menurut Harry Lorayne, penulis buku Ageless Memory:
Simple Secrets for Keeping Your Brain Young.
“Kita biasa melatih tubuh kita. Tapi apa
gunanya tubuh yang sehat jika Anda tidak memiliki kemampuan mental
untuk menjalankannya?” katanya.
Tindakan paling mudah untuk mengingat sesuatu
adalah dengan mencatatnya, atau menyusun daftar tugas di ponsel. Namun ketika Anda tidak
dapat mengakses semua catatan tersebut, atau jika Anda ingin menguatkan
fungsi otak, para pakar di atas
menyarankan suatu strategi untuk membantu Anda selalu mengingat dengan
baik. Ingat, biasakan melakukan hal ini sebelum Anda lupa sesuatu!
“Siapa ya,
nama orang ini?”
* Sebut terus namanya. Ketika Anda diperkenalkan dengan seseorang, dengarkan betul namanya. Seringkali kita hanya menganggukkan kepala bila orang tersebut menyebutkan namanya, padahal sebenarnya kita tidak mendengarnya. Bila kurang jelas, jangan ragu untuk menanyakannya lagi. Kemudian, perjelas ejaan namanya. Misalnya, “Vanda itu dengan F atau V?” Anda juga bisa menambahkan, “Oh, sepupuku juga ada yang namanya Vanda.” Sebut namanya setiap kali Anda berbicara, hingga Anda berpisah.
* Sebut terus namanya. Ketika Anda diperkenalkan dengan seseorang, dengarkan betul namanya. Seringkali kita hanya menganggukkan kepala bila orang tersebut menyebutkan namanya, padahal sebenarnya kita tidak mendengarnya. Bila kurang jelas, jangan ragu untuk menanyakannya lagi. Kemudian, perjelas ejaan namanya. Misalnya, “Vanda itu dengan F atau V?” Anda juga bisa menambahkan, “Oh, sepupuku juga ada yang namanya Vanda.” Sebut namanya setiap kali Anda berbicara, hingga Anda berpisah.
*
Berbasa-basilah. Lakukan hal ini dengan beberapa trik.
Sambil menanyakan namanya, mintalah kartu namanya. Setelah Anda
meninggalkannya, tuliskan ciri-ciri orang tersebut di balik kartu nama (misalnya,
berkacamata, rambut ikal, kulit gelap, dan lain sebagainya).
“Aduh, dimana saya menaruh kacamata tadi,
ya?”
* Ucapkan saat Anda meletakkannya. Pusatkan perhatian pada apa yang sedang Anda lakukan, ketika Anda menaruh kacamata di meja. Atau, ingatkan diri Anda, “Saya menyimpan kunci laci di saku jaket saya.” Dengan demikian Anda memiliki ingatan yang jelas saat melakukannya.
* Ucapkan saat Anda meletakkannya. Pusatkan perhatian pada apa yang sedang Anda lakukan, ketika Anda menaruh kacamata di meja. Atau, ingatkan diri Anda, “Saya menyimpan kunci laci di saku jaket saya.” Dengan demikian Anda memiliki ingatan yang jelas saat melakukannya.
* Jadikan
kebiasaan. Letakkan kotak atau keranjang kecil di sisi meja. Biasakan diri Anda untuk meletakkan semua
benda -kunci, kacamata, ponsel, atau apa pun yang Anda gunakan setiap
saat- di keranjang itu.
“Apa lagi yang
harus saya lakukan hari ini?”
* Mulailah suatu ritual. Jika Anda harus melakukan suatu tugas (misalnya minum obat, atau memesan taksi untuk mengantar ke suatu tempat), ciptakan pengingat yang tidak biasa. Hanya dengan meletakkan obat di atas meja kerja, belum tentu Anda akan langsung ingat untuk meminumnya. Ambil juga segelas jus jambu yang biasanya tidak Anda sukai, atau CD band yang tidak Anda kenal, lalu taruh di dekat obat tersebut. Ketika Anda melihat benda-benda “asing” tersebut, Anda akan segera melihat apa yang seharusnya Anda lakukan (yaitu minum obat), demikian menurut Carol Vorderman, penulis Super Brain: 101 Easy Ways to a More Agile Mind.
* Mulailah suatu ritual. Jika Anda harus melakukan suatu tugas (misalnya minum obat, atau memesan taksi untuk mengantar ke suatu tempat), ciptakan pengingat yang tidak biasa. Hanya dengan meletakkan obat di atas meja kerja, belum tentu Anda akan langsung ingat untuk meminumnya. Ambil juga segelas jus jambu yang biasanya tidak Anda sukai, atau CD band yang tidak Anda kenal, lalu taruh di dekat obat tersebut. Ketika Anda melihat benda-benda “asing” tersebut, Anda akan segera melihat apa yang seharusnya Anda lakukan (yaitu minum obat), demikian menurut Carol Vorderman, penulis Super Brain: 101 Easy Ways to a More Agile Mind.
“Gawat, password saya apa, ya?”
* Bayangkan bentuk-bentuk nomor. Berikan bentuk pada setiap nomor. Misalnya, 0 terlihat seperti bola atau cincin; 1 adalah pensil, 2 adalah angsa, 3 seperti borgol terbuka, 4 seperti perahu layar, 5 adalah perempuan hamil, 6 tampak seperti pipa, 7 mirip bumerang, 8 adalah manusia salju, dan 9 adalah raket tenis. Untuk mengingat nomor PIN ATM Anda (misalnya 4298), bayangkan diri Anda berada di perahu layar (4), ketika seekor angsa (2) mencoba menyerang Anda. Anda memukulnya dengan raket tenis (9), lalu angsa itu berubah menjadi manusia salju (8). Nah, bisakah gambaran itu terlupakan?
* Bayangkan bentuk-bentuk nomor. Berikan bentuk pada setiap nomor. Misalnya, 0 terlihat seperti bola atau cincin; 1 adalah pensil, 2 adalah angsa, 3 seperti borgol terbuka, 4 seperti perahu layar, 5 adalah perempuan hamil, 6 tampak seperti pipa, 7 mirip bumerang, 8 adalah manusia salju, dan 9 adalah raket tenis. Untuk mengingat nomor PIN ATM Anda (misalnya 4298), bayangkan diri Anda berada di perahu layar (4), ketika seekor angsa (2) mencoba menyerang Anda. Anda memukulnya dengan raket tenis (9), lalu angsa itu berubah menjadi manusia salju (8). Nah, bisakah gambaran itu terlupakan?
* Buat rhytme. Pikirkan
kata-kata yang berirama dengan angka 1 sampai 9 (misalnya, batu untuk
1, iga untuk 3, dan seterusnya). Kemudian ciptakan sebuah cerita
menggunakan kata-kata dengan rima tersebut.
“Aduh… apa ya,
namanya? Kata itu sudah di ujung
lidah saya!”
* Berlatihlah mengucapkan urutan huruf. Misalnya Anda tidak dapat mengingat judul sebuah film. Ucapkan huruf-huruf (di dalam hati). Ketika Anda sampai pada huruf R, misalnya, hal itu akan memicu nama yang sebelumnya sempat muncul sekelebatan dalam kepada: Ratatouille. Trik ini berhasil ketika Anda sedang menjalani ujian yang membuat Anda harus menyebutkan sesuatu kata atau nama.
* Berlatihlah mengucapkan urutan huruf. Misalnya Anda tidak dapat mengingat judul sebuah film. Ucapkan huruf-huruf (di dalam hati). Ketika Anda sampai pada huruf R, misalnya, hal itu akan memicu nama yang sebelumnya sempat muncul sekelebatan dalam kepada: Ratatouille. Trik ini berhasil ketika Anda sedang menjalani ujian yang membuat Anda harus menyebutkan sesuatu kata atau nama.
“Mengapa
saya jadi sulit menghafal sesuatu lagi?”
* Baca, ketik, ucapkan, dan dengarkan. Itu saja resepnya. Untuk menghafal pidato, atau bahan presentasi, baca catatan Anda, kemudian ketik kembali di komputer. Setelah itu, baca keras-keras dan rekamlah. Dengarkan rekaman tersebut beberapa kali. Selagi Anda berusaha menghafal, ingatlah untuk mematikan TV, pemutar musik, dan komputer. Dengan demikian Anda bisa lebih berkonsentrasi.
* Baca, ketik, ucapkan, dan dengarkan. Itu saja resepnya. Untuk menghafal pidato, atau bahan presentasi, baca catatan Anda, kemudian ketik kembali di komputer. Setelah itu, baca keras-keras dan rekamlah. Dengarkan rekaman tersebut beberapa kali. Selagi Anda berusaha menghafal, ingatlah untuk mematikan TV, pemutar musik, dan komputer. Dengan demikian Anda bisa lebih berkonsentrasi.
* Gunakan warna. Beri highlight pada
catatan Anda dengan menggunakan spidol berwarna, dengan judul atau
subjudul yang dibuat lebih tebal.
Akan lebih mudah mengingat tulisan berwarna merah daripada hitam,
bukan?